Boikot Israel Tidak Syar’i ?

Pertanyaan :

Ustadz, ada sebagian kalangan memandang bahwa usaha umat islam dalam memboikot produk Israel adalah sia-sia dan tidak sesuai dengan syari’ah. Mereka mengatakan bahwa boikot adalah pekerjaan sia-sia karena tidak berdampak apapun bagi zionis Israel. Juga boikot tidak syar’I karena mengharamkan yang halal untuk dibeli dan dikonsumsi. Mereka juga mengatakan kalau mau boikot Israel, kenapa masih memakai hp,motor, computer dll.  Karena semua itu adalah produk yahudi. Mohon pencerahan dari ustadz. Jazakumullah. Heru – Bontang

Jawaban :

Saudaraku, memang ada sebagian kalangan ketika melihat usaha umat islam dalam melawan kecongkakan Zionis Yahudi dengan melakukan boikot terkesan menanggapinya dengan sinis, apatis dan skeptis.

Sikap ini muncul lebih dikarenakan ketidakpahaman mereka kepada hakikat boikot sebagai sebuah strategi dalam perang modern. Karena itulah kewajiban kita untuk meluruskan, agar sikap yang berbahaya ini tidak menuntun mereka pada kebinasaan. Memandang boikot sebagai hal yang sia-sia apalagi menghukuminya sebagai praktek perbuatan melawan syari’at, -langsung maupun tidak langsung- sangat menguntungkan zionis Israel dan merugikan kaum muslimin.

Tentu saja kita tidak ingin bersu’udzan dengan mengatakan bahwa yang mengatakan ini pasti antek-antek yahudi. Sekali lagi, sudah jelas hal ini pasti sangat menggembirakan hati para Zionis. Sebagaimana gembiranya mereka ketika ada seorang ulama’ yang berfatwa, agar umat islam meninggalkan palestina !

Penjelasan

Benarkah Boikot adalah mengharamkan yang halal ?

Saudaraku, boikot itu bukanlah praktek mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah SWT. Karena jelas mengubah-ubah syari’at adalah perbuatan sangat tercela dalam islam. Hak menghalalkan dan mengharamkan adalah mutlak milik Allah dan RasulNya.

Boikot itu adalah bagian dari sebuah strategi perang modern. Ketika sebuah barang diboikot, bukan berarti hukumnya mutlak tidak boleh dikonsumsi dan dibeli, atau berubah dari halal menjadi haram, tidak.

Intinya sederhana, jangan sampai yang memboikot justru yang tertekan. Di mana-mana, yang memboikot itu adanya di atas angin, sedangkan pihak yang diboikot adalah pihak yang ditekan. Misalnya kalau kita boikot beras,minyak, tempe dll. Barulah rasanya kita perlu bicara panjang lebar sebelumnya.

Dalil gerakan boikot produk Zionis-Israel adalah kitab suci al-Qur’an surat al-Anfal ayat 60. Allah SWT memerintahkan kaum Muslimin : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60)

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah : 190)

Contoh sederhananya: Dalam peperangan, selalu ada pasukan logistik yang mendukung dan memelihara agar pasukan yang berada di garis depan bisa terus bertempur. Logistik itu bisa berupa suplai makanan minuman, gizi, peralatan tempur, dan sebagainya. Nah, gerakan boikot adalah gerakan menyabot atau memutus garis suplai musuh ini, agar mereka melemah dan hancur.

Benarkah israel 'tidak bergeming' dengan adanya boikot, sehingga usaha ini sia –sia belaka ?

Fakta menunjukkan ha sebaliknya, dengan adanya boikot oleh umat islam, Zionis Yahudi sempat kolaps. Dan seerti biasa, hal ini memaksa mereka harus menjerit meminta bantuan kepada sekutu-sekutunya.  Berikut diantara faktanya :

“Harian bisnis berbahasa Ibrani 'The Marker' merilis laporan tentang pengaruh gerakan boikot produk Israel terhadap kinerja perusahaan eksportir di negara Zionis itu. Laporan tersebut berdasarkan polling yang dilakukan lembaga Israel Union Industrialist dengan melibatkan 90 perusahaan Israel dari berbagai sektor, mulai dari perusahaan teknologi tinggi, konstruksi, tekstil dan perusahaan yang memproduksi bahan makanan.” (Eramuslim edisi Maret 2009)

“Para petani di Israel mulai merasakan dampak boikot yang dilakukan sejumlah negara di dunia sebagai bentuk protes atas agresi keji militer Israel ke Jalur Gaza. Mereka mengatakan, sejumlah negara dan distributor dari Arab dan Eropa telah membatalkan pesanan hasil-hasil pertanian dari para petani Israel.” (Hanin Mazaya/iol/eramuslim)

Jika ada pernyataan bahwa Zionis Yahudi tidak bisa ditumbangkan dengan boikot, maka pernyataan itu boleh jadi benar. Tetapi bukan berarti kita meninggalkan sikap nyata yang seharusnya kita ambil untuk memerangi Zionis israel. Dalam kaidah ushul dikatakan : maa yudriku kulluhu, laa yudriku kulluhu, apa yang tidak bisa diambil semuanya, jangan ditinggalkan semuanya.

Boikot barulah satu dari puluhan bahkan ratusan serangan telak kita ke jantung Zionis Israel jika menginginkan kehancuran mereka.

Jangan memakai motor, komputer, bis, hp dll. karena itu produk Yahudi ?

Sangat mungkin saudara kita yg berfikir dan berkata seperti ini belum paham apa itu boikot. Boikot itu bukanlah gerakan tidak mengambil manfaat dari produk-produk pihak yang di boikot, juga bukan gerakan sama sekali tidak memakai atau mengkonsumsi produk-produk mereka, namun boikot itu adalah tidak mengalirkan dana kita ke kantung mereka.

Jika perlu, kita beli persenjataan canggih milik mereka, lalu  arahkan larasnya ke arah mereka sendiri, sehingga kita buat mereka  menjadi tuan yang dimakan senjata sendiri.

Jadi, selama manfaat barang milik mereka lebih besar dari mudharatnya, sedangkan  kita masih dalam kondisi belum memiliki barang pengganti yang memadai, maka itu belum masuk daftar boikot.  Tapi masak iya barang semisal coca-cola,sprits,fanta dan sejenisnya tidak bisa kita boikot padahal kita bisa meminum minuman lain ?

Demikian penjelasan kami. Wallahu a’alam.

0 comments

Post a Comment